Rabu, 13 Agustus 2008

Budidaya Jamur Kuping

jamur kuping
PENDAHULUAN
Jamur kuping (Auricularia sp) adalah salah satu jenis jamur yang enak dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat karena memiliki rasa yang khas dan lezat serta memiliki nilai gizi yang tinggi terutama protein yang berkualitas lebih baik daripada protein nabati umumnya, sehingga potensial sebagai sumber protein alternatif dalam upaya pemenuhan kebutuhan protein. Dari 15 jenis asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh kita, jamur kuping mengandung 6-7 asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh dan tidak mengandung kolesterol, sehingga jamur ini cocok dikonsumsi oleh penderita tekanan darah tinggi maupun yang berdiet.
Di negara-negara Asia Tengah seperti Cina, Jepang dan Taiwan jamur merupakan makanan sehari-hari. Jamur sudah dikenal sebagai makanan sehari-hari, selain nilai gizinya tinggi, juga bermanfaat untuk kesehatan antara lain :
Mencegah penyakit darah tinggi
Menurunkan kolesterol dalam darah lebih cepat dari pada obat-obatan atau sayuran lain.
Menambah daya tahan tubuh dan vitalitas.
Mengandung senyawa lentinon yang berguna untuk mencegah tumor dan senyawa rentinan yang dapat memperkuat sel antibodi terhadap kanker.
Jamur kuping memiliki beberapa keunggulan antara lain:
Mudah pemeliharaannya.
Tidak membutuhkan lahan yang luas dan tanah yang subur.
Umur panen relatif pendek.
Dapat disimpan dalam bentuk kering sehingga memudahkan dalam penyimpanan dan pemasaran.
Peluang pasar cukup baik.
Melihat tingginya jumlah permintaan ekspor jamur yang belum dapat terpenuhi dan permintaan dalam negeri yang masih cukup tinggi untuk kebutuhan restoran di daerah pariwisata, potensi pengembangan jamur kuping masih terbuka lebar. Dari hasil analisis usaha tani jamur kuping ternyata masih memberikan keuntungan yang cukup tinggi, oleh karena itu budidaya jamur ini layak untuk diusahakan guna meningkatkan pendapatan masyarakat pada umumnya.
Menurut Patah Suhardiman 1998, jamur dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada ketinggian tempat 600-800 meter di atas permukaan laut, pada kelembaban 70-80% dan suhu udara 20-25 oC.
Selain syarat tumbuh tersebut ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam budidaya jamur yaitu :

a. Cahaya/Pencahayaan
Jamur tidak boleh terkena sinar matahari langsung karena miselium tumbuh dengan cepat pada keadaan gelap tanpa sinar. Oleh karena itu setelah inokulasi sebaiknya polybag ditempatkan dalam ruangan gelap, setelah miselium tumbuh, cahaya dibutuhkan untuk pertumbuhan tubuh buah jamur, akan tetapi sinar tidak boleh mengenai langsung tubuh buah karena dapat mengakibatkan kelayuan pada buah jamur.
b. Sirkulasi udara
Jamur kuping tergolong aerob sehingga membutuhkan oksigen yang cukup untuk pertumbuhannya. Sirkulasi udara yang lancar akan menjamin pasokan oksigen bagi pertumbuhan jamur. Pada saat pembentukan tubuh buah sirkulasi udara harus benar-benar diperhatikan karena kekurangan oksigen pada fase ini akan mengakibatkan tubuh buah berbentuk abnormal atau mati.
c. Kecukupan air
Air yang cukup menjadi syarat penting dalam membudidayakan jamur. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan jamur kuping membutuhkan kelembaban yang cukup tinggi sehingga penyiraman menjadi faktor penting.
d. Keasaman
Miselium akan tumbuh dengan baik pada keasaman 3-7, tetapi paling cepat tumbuh pada pH 4,5 – 5,5, oleh karena itu dalam membuat campuran media tumbuh sebaiknya menggunakan CaCO3 yang mendekati netral.
TEHNIK BUDIDAYA
a. Pembuatan Kubung
Budidaya jamur kuping memerlukan kubung (rumah jamur) sebagai tempat pemeliharaan. Kubung dibuat berdinding bambu dan beratap rumbia/bambu. Kubung yang ideal adalah 5000 polybag bibit jamur dengan panjang 12 m, lebar 7 m dan tinggi 3,5 m. Di dalam kubung dibuat rak-rak tempat polybag dengan jarak antar rak 80 cm. Ditengah kubung dibuat jalan selebar 1 meter. Susunan Polybag ke atas maksimal 10 polybag secara horisontal, sedangkan susunan kesamping sebanyak 20 polybag. Polybag terbawah tidak boleh langsung kena lantai tetapi diberi jarak setinggi 20 cm. Lantai kubung harus dibersihkan dan ditaburi dengan kapur secukupnya dan disemprot dengan pestisida sebelum polybag dimasukkan ke dalam kubung.
b. Pemeliharaan Bibit Jamur
Setelah inokulasi, polybag diinkubasikan (didiamkan) dalam kubung dengan meletakkannya di lantai secara vertikal yang bertujuan agar miselium jamur tumbuh dengan sempurna. Inkubasi dilakukan selama 1,5 bulan, setelah miselium tumbuh kurang lebih 2/3 polybag dilakukan penyusunan polybag dalam rak-rak. Setelah kurang lebih 3/4 bagian permukaan media ditumbuhi miselium jamur, maka dilakukan penumbuhan jamur dengan cara menyobek plastik pembungkus media untuk memberikan tempat munculnya jamur.
Penyobekan dilakukan di bagian ujung polybag (dekat tutup) dengan ukuran 1 cm x 1 cm menyilang.
Apabila jamur sudah tumbuh dan sudah berumur sekitar 15 hari, pada sisi yang berlawanan dibuat lubang untuk munculnya tubuh buah jamur, dan mengatur agar panen dapat berlangsung secara kontinyu.
Setelah tubuh jamur tumbuh, kelembaban harus dijaga tetap tinggi.
Penyiraman dilakukan saat jamur berumur 2,5 bulan dengan cara mengabutkan air dengan nozle pada tubuh jamur hingga menetes.
Penyiraman dilakukan seperlunya dengan memperhatikan kondisi udara saat itu. Pada musim panas suhu udara akan meningkat dan kelembaban udara menurun. Pada saat tersebut penyiraman dapat dilakukan 2-4 kali sehari.
Bila suhu udara terlalu tinggi atau terjadi angin kencang, penyiraman bisa ditambah menjadi 5 kali.
Kebersihan kubung dan sekitarnya harus dijaga terus dengan baik, khususnya setelah panen.
Lantai dasar kubung ditaburi kapur sampai merata, untuk menghindari serangan penyakit serta serangga pengganggu.
Pada saat-saat tertentu, bila hari tidak hujan plastic bagian bawah kubung dibuka beberapa saat agar sirkulasi udara dalam kubung berjalan lancar.
c. Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa hal yang dilakukan untuk menghindari adanya serangan hama dan penyakit yaitu :
1. Menjaga kebersihan rumah jamur atau tempat inkubasi
2. Media yang terkontaminasi segera dimusnahkan
3. Menjaga kebersihan alat-alat untuk inokulasi
4. Sterilisasi media harus sempurna, untuk mematikan jenis jamur selain jamur yang diinokulasikan
5. Rumah jamur setelah habis dipanen disemprot dengan pestisida.
PANEN DAN PASCA PANEN
Setelah jamur diambil dari media tumbuhnya, jamur dibersihkan dari media yang ikut menempel pada pangkalnya dengan cara memotong bagian pangkalnya kemudian dicuci sampai bersih.
Pencucian dilakukan dengan cara tubuh buah jamur yang berwarna hitam mengkilat dibasahi dengan air sambil digosok-gosok sampai warna putih dari sporanya hilang. Pencucian dilakukan dengan hati-hati agar jamur tidak robek.
Jamur yang sudah dipanen dapat langsung dimasak, untuk keperluan jangka panjang dapat disimpan dalam bentuk kering.
Pengeringan dilakukan dengan sinar matahari langsung selama 3 hari dan selama pemjemuran dilakukan pembalikan (dibolak-balik) agar kering sempurna.
Untuk memperpanjang daya simpan jamur kuping kering dapat dikemas menggunakan plastik dan ditutup rapat agar jamur tidak basah, selanjutnya jamur dalam plastik dimasukkan dalam kotak dari karton tebal yang rapat dan ditengahnya diletakkan satu botol kecil berisi CS2 yang disumbat kapas untuk mencegah serangan hama (Anonimus, 1999).
Dengan teknik penyimpanan yang baik jamur kuping kering dapat bertahan sampai satu tahun.